Minggu, 04 Oktober 2015

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PKn SD



PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PKn
SDN PURWOREJO 02
KEC. NGANTANG KAB. MALANG










Oleh
SHOFI SYAMSUENI
NIM. 815192179

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MALANG POKJAR KASEMBON  MALANG
PROGRAM S-1 PGSD
2008.2

A.    LATAR BELAKANG
“Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk karakter warga negara dan bangsa Indonesia. Hal ini mudah dipahami karena pendidikan saat ini akan menentukan keberhasilan masa depan bangsa ini.  Oleh karena itu, pendidikan agar menghasilkan warga negara yang baik dimasa mendatang maka kita harus secara terus menerus menyempurnakan sistem pendidikan kita, sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai baik kurikulum materi pelajaran, metode, media pembelajarannya.” (Winata Putra, Udin. S, dkk. 2009) Dari pendapat tersebut kita dapat menguraikan tujuan pembelajaran PKn yaitu ; (1)Menanamkan pada anak didik bela Negara ; (2) Menanamkan sikap kesatria ; (3) Bermental atau berpikir secara komperhensif integral dalam memecahkan berbagai masalah ; (4) Berpikir secara kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu – isu kewarganegaraan; (5) Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab, (6) Bertindak secara sadar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, (7) Pembentukan jati diri yang berdasarkan atas karakter positif antara karakter masyarakat Indonesia dan dunia yang demokratif moderenisasi, kemajuan, sekuler.
Ketujuh tujuan tersebut dapat kita simpulkan yaitu mengantarkan siswa mengembangkan kepribadiannya menjadi warga negara yang baik dan menimbulkan kebiasaan.
Tetapi kenyataannya PKn merupakan salah satu pelajaran yang kurang mendapatkan tempat dihati siswa. Karena pelajaran ini di anggap pelajaran sulit dan membosankan, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hampir 60% siswa mendapatkan nilai dibawah standar yang ditentukan, dan ada beberapa pertanyaan yang sama sekali tidak mendapatkan respon dari siswa, mereka juga kurang mengingat pelajaran yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Hal ini adalah problematika pembelajaran PKn yang perlu mendapatkan perhatian lebih serius dari para guru PKn.
Akar permasalahan ini berasal dari beberapa aspek yaitu materi pelajaran yang kurang menitik beratkan pada sikap moral anak didik, metode pelajaran kurang berfariasi karena sering menggunakan metode ceramah, kebanyakan proses pembelajaran tidak menggunakan media, dari hal – hal tersebut yang sangat berpengaruh adalah guru kurang inovatif agar kelasnya bisa aktif atau hidup, dan siswa yang cenderung menganggap pelajaran PKn adalah pelajaran yang membosankan.
Dari uraian tersebut perlu adanya inovasi di pembelajaran PKn agar problematika tersebut dapat dipecahkan maka saya membuat makalah dengan judul “ Problematika Pembelajaran PKn di SDN Purworejo 02 Kecamatan Ngantang “.
Dengan harapan setelah membaca makalah ini pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar.












B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja yang menjadi problematika dalam pembelajaran PKn ?
2.      Bagaimana cara mengatasi problematika tersebut ?




















C.    PEMBAHASAN
1.      PROBLEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN PKn
“Pendidikan kewarga negaraan merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan denga hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.” (Wahab Aziz.2008). Oleh karena itu Pembelajaran PKn di SD sangat penting karena siswa mulai mengetahui tentang materi dasar yang menyangkut nilai, moral dan norma yang akan selalu diingat sehingga guru SD harus menanamkan nilai – nilai yang baik. Tetapi saat ini kita memiliki beberapa problematika yaitu :
a.      Materi PKn
Materi PKn adalah kurikulum 2006 menitik beratkan pada pengembangan pendidikan demokrasi, dan memiliki fungsi yaitu :
1)      Mengembangkan kecerdasan warga negara (Civic Intelligence)
2)      Membina tanggung jawab warga negara (Civic Respocibility)
3)      Mendorong partisipasi warga negara (Civic Participation)
4)      Membimbing warga negara agar mengetahui hak dan kwajiban sebagai warganegara yang baik ( Civic Know ledge)
Jika kita mencermati materi pelajaran dari kelas I sampai VI SD sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada kurikulum 2006, tetapi pelajaran pananaman moral mulai berkurang. Pada hal pelajaran tersebut sangatlah penting karena bangsa yang baik di tentukan olah moral anak bangsa (WN). Tetapi dalam hal ini guru PKn dihadapkan pada 2 masalah yang sangat dilematis. Disatu sisi guru harus menyelesaikan target kurikulum yang harus dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Di sisi lain waktu yang disediakan untuk pelajaran PKn relatif terbatas. Satu minggu hanya 2 jam pelajaran. Pada hal untuk menanamkan nilai – nilai moral kepada anak didik membutuhkan waktu yang panjang. Materi yang disajikan dalam PKn juga sangat sulit dimengerti oleh siswa karena cakupan materinya terlalu luas dan panjang. Sekolah kita juga agak mengabaikan pelajaran moral karena sistem ujian yang biasanya menjabarkan soal yang sebagian besar bersifat teoritis. Sehingga dapat menimbulkan motivasi guru PKn mengajarkan atau menanamkan nilai – nilai moral hanya untuk dapat menjawab soal – soal ujian..
b.   Metode
Metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran, khususnya pelajaran PKn. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dan kemampuan siswa guru harus dapat memilih metode yang tepat sehingga siswa merasa senang dan tidak bosan pada waktu proses pembelajaran PKn berlangsung.
Selama ini dalam proses pembelajaran PKn di SD kita masih menggunakan paradigma lama yaitu guru mengajar dengan metode ceramah yang mengharapkan siswa tidak ramai tidak gaduh, duduk diam dengan mendengarkan ceramah guru, kemudian mencatat dan mengahafalkannya, kita mengira dengan cara seperti ini siswa dapat menerima pelajaran dengan baik padahal hal tersebut menjadikan siswa bosan dan tidak tertarik pada pelajaran PKn. Karena mereka tidak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
c.       Media
Media pembelajaran sangat penting sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran karena dengan menggunakan media siswa akan termotivasi dalam mempelajari suatu materi pelajaran, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, siswa lebih banyak melakukan kegiatan, dan mempermudah siswa dalam mengingat suatu pelajaran.
Penggunaan media bukan hanya sekedar menguntungkan siswa tetapi juga menguntungkanguru, karena dengan menggunakan media pengajaran guru dapat menghemat tenaga, materi yang tersaji akan jauh lebih sistematis,pasat menyampaikan pelajaran ada yang terlupakan, dengan adanya media  dapat menbantu meningat kembali, denan demikian jalannya proses pembelajaran akan lebih lancar. (Sujana,1991:2) 
Mengingat pelajaran PKn yang merupakan nilai moral yaitu suatu pelajaran yang abstrak maka media pembelajaran sangatlah penting dan membantu proses pembelajaran yaitu mengkonkritkan pelajaran atau materi yang abstrak.
Kebanyakan dari dulu sampai sekarang guru PKn jarang menggunakan media pembelajaran dengan alasan: (a) kuranya waktu dalam membuat media pembelajaran,(b) membuat media pembelajaran PKn sulit, (c) jam pelajaran hanya 2 jam dalam 1 minggu sehingga waktunya kurang untuk menggunakan media pada waktu proses pembelajaran, (d) kesulitan memilih media yang cocok untuk memilih materi pelajaran PKn, (e) kurangnya kerjasama antara guru dengan siswa dalam membuat atau menggunakan media.
4.   Guru
Problematika guru PKn saat ini adalah merosotnya nilai moral siswa dan hasil pelajaran PKn tidak memuaskan, hal ini dikarenakan :
a)      Materi ujian bersifat teoritis sehingga guru mengajarkan nilai – nilai moral hanya untuk dapat menjawab soal – soal ujin.
b)      Kurangnya variasi metode, media pembelajaran sehingga siswa enggan untuk belajar PKn.
c)      Karena saat ini guru PKn adalah guru kelas sehingga dia kurang focus terhadap pelajaran PKn.
d)     Guru PKn kekurangan waktu dalam mengajar PKn.
e)      Guru kesulitan menanamkan rasa ingin tahu siswa dan kesulitan membuat siswa suka pelajaran PKn.


5.   Siswa
Dari proses pembelajaran PKn kesalahan bukan hanya pada guru tetapi jika siswa tidak memiliki keinginann untuk belajar maka proses belajar mengajar juga tidak akan bejalan. Siswa juga cenderung pasif. Siswa juga menganggap pembelajaran PKn itu sangat membosankan dan menjenuhkan.Kemampuan daya serap siswa berbeda – beda sehingga memerlukan waktu lama untuk menerangkan pelajaran bagi siswa yang daya pikirnya lama.
















D.    CARA MENGATASI PROBLEMATIKA PKn
1.      Dilihat dari sisi materi pembelajaran (bahan ajar)
Dari problematika tersebut guru harusnya dapat menyisihkan atau menyelipkan nilai – nilai moral pada semua pelajara, karena guru SD adalah guru kelas yang mengajar semua matpel dikelasnya. Guru harus dapat merangkum materi yang luas dan panjang. Guru dapat mengkongkritkan pelajaran yang abstrak dengn cara melakukan pendekatan dengan lingkungan
2.      Dilihat dari sisi metode pembelajaran
Cara mengatasi masalah tersebut metode yang kita gunakan harus berfariasi sehigga tidak menimbulkan kejenuhan dan menumbuhkan semangat dalam belajar. Misalnya dalam pelajaran materi hukum dan penegakan hukum kita dapat menggunakan metode inkuiri karena metode ini sangat cocok digunakan untuk merangsang siswa berpikir (kritis, krestif, induktif, deduktif karena inkuiri pada hakekatnya adalah bertanya dan mempertanyakan.
Metode karya wisata juga cocok digunakan untuk mempelajari sistem pemerintahan desa/kecamatan yaitu dengan mengajak siswa berkunjung ke kantor desa/kecamatan untuk kelas atas.
Metode diskusi adalah  salah satu metode yang paling cocok dalam pembelajaran PKn karena murid memperoleh pengalaman melalui partisipasi dan interaksi (pertukaran gagasan, fakta pendapat ) sehingga suasana belajar lebih dinamis.
Bermain peran juga sangat cocok digunakan untuk pelajaran musyawarah mufakat, karena siswa dapat terjun langsung dalam musyawarah.
Metode tanya jawab juga dapat mendukung pada waktu guru berceramah menerangkan materi, menyelingi pelajaran agar tetap mendapat perhatian murid.
Dan banyak lagi variasi metode yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa dalam pelajaran PKn.
3.      Dilihat dari sisi media pembelajaran
Solusi dari permasalahan media ini adalah (1) tetap menggunakan media pembelajaran tetapi memilih media yang sederhana seperti pengalaman langsung yang diperoleh anak, menggunakan denah/gambar yang sesuai dengan pokok bahasan (gambar pemilu, gambar gotong royong, dll). Menggunakan media bagan untuk sistem pemerintahan, struktur organisasi dan lain – lain dapat juga menggunakan media cerita (Mengambil dari kejadian riil atau cerita rekayasa). (2) Adanya kerjasama antara guru dengan siswa untuk membuat media pembelajaran karena dapat menumbuhkan gairah siswa untuk belajar. (3) Mengikuti work shop untuk pelatihan dalam memilih dan menggunakan media.
4.      Dilihat dari sisi guru (pengajar)
Demi lancarnya proses pembelajaran guru harus:
a)         Memper banyak refrrensi materi
b)         Menguasai materi
c)         Dapat menarik minat belajar peserta
d)        Menggunakan metode secara tepat dan bervariasi
e)         Berpenampilan rapi
f)          Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
g)         Dapat menguasai kelas sehingga kelas menjadi menarik dan   menyenangkan

5.      Dilihat dari sisi siswa
Adanya kerjasama antara siswa dan guru sehingga proses pembelajaran menjadi lancar. Siswa harus menumbuhkan rasa senang didalam hatinya terhadap pelajaran PKn, guru juga harus bisa memotivasi siswa dan  menumbuhkan sikap demokratif didalam kelas.




















E.     PENUTUP
1.      Kesimpulanya
Materi, metode, media guru dan siswa berkesinambungan dan sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran PKn karena pelajaran PKn bertujuan mengantarkan siswa mengembangkan kepribadiannya menjadi warga negara yang baik dan bermoral.
2.      Sarana
Kita sebagai guru harus selalu kreatif untuk menumbuhkan semangat belajar siswa dalam pelajaran PKn dengan mengunakan prinsip PAIKEM (Pendidikan Aktif Inovatif KOmunikatif Efektif Menyenangkan).














F.     DAFTAR PUSTAKA
·         Rinata Putra, Udin S, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Universitas Terbuka, hal 9.32
·         Wahab Aziz, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka, hal 1.6
·         Achmad Rivai dan Nana Sujana. 1991. Media Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

1 komentar: